6 Orang PSK Berseragam PT. IMIP di Tertibkan Saat Melewati Pos Keamanan

Morowali, MediaSulteng.com – Enam orang perempuan yang menggunakan seragam karyawan PT. IMIP diduga merupakan pekerja seks komersial (PSK). Hal tersebut terjadi sejak dibukanya panti pijat atau spa yang telah menjamur di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.

Para pekerja tersebut yang berkedok sebagai tukang pijat ternyata hanya sebagai formalitas saja. Akan tetapi sesungguhnya mereka wanita PSK.

Mereka sebagai wanita PSK tidak segan-segan memasuki kawasan pabrik PT. IMIP dengan memakai pakaian seragam layaknya seorang karyawan pabrik. Mereka masuk kawasan pabrik dengan iming-iming mendapat pundi-pundi uang dari para pekerja oknum tenaga asing. Namun, belum sempat ketemu para hidung belang mereka dipergoki security. sebenarnya hal ini telah lama terjadi namun, baru terungkap.

Ketika dikomfirmasikan kepada salah satu di antara mereka, sebut saja namanya Ica, ternyata dia tidak bisa memijat, menurut Ica dia hanya melayani para lelaki hidung belang dengan tarif 500 per jam atau sekali berkencan. Lanjutnya, bahkan spa yang bertuliskan Aguarius selain menjadi tempat prostitusi juga dijadikan sebagai tempat mabuk-mabukan dan mereka mempekerjakan wanita di bawah umur di spa tersebut yang diduga kuat dibekingi oknum kepolisian.


Selain SPA ternyata Ada Juga Beberapa Penginapan Menjadi Tempat Prostitusi, Sehingga Tidak Heran Jika Ada Penginapan Yang Selalu Full, dan tidak dapat ditempati oleh pelancong untuk menginap, itu karena sudah di tempati oleh para PSK, mereka mengaku dibackup oleh oknum polisi yang memiliki Penginapan Tersebut.

Kepada awak media, Kepala Desa Labota, Ahyar, menyampaikan bahwa sangat berharap dapat bekerja sama dengan Kapolsek Bahodopi untuk membasmi tempat porstitusi, mengingat akan segera memasuki bulan suci ramadhan. “Sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, saya berharap aparat keamanan setempat dapat menutup spa tersebut,” ujarnya kepada awak media, Rabu (1/3/23).

Lanjutnya, masyarakat berharap semoga tempat maksiat yang tumbuh bagaikan jamur segera ditutup dan sangat diharapkan pemerintah dapat menindaklanjuti hal tersebut. (Metro Milenial)





Exit mobile version