Jangan Panik, Sirene ‘Peringatan Tsunami’ Palu dibunyikan Pada 26 April 2022, Ada Apa ?

Sirene Peringatan Tsunami Palu Dibunyikan

Palu, MediaSulteng.com – Earli Warning Sistem (EWS) atau sistem peringatan bencana gempa dan  tsunami yang terletak di Jalan Moh Hatta Palu dipastikan berbunyi tepat pada pukul 10.00 WITA, Selasa 26 April 2022.

Disaat bersamaan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palu, Badan SAR Nasional (Basarnas), Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP), Dinas Perhubungan (Dishub) termasuk personil TNI dan Polri juga dipastikan melakukan proses evakuasi warga sesuai bidang tugasnya masing-masing.

Selain itu, masyarakat di 46 kelurahan se Kota Palu pun dipastikan ikut menciptakan bunyi-bunyian sesaat setelah EWS berbunyi. Ini sebagai tanda terjadinya bencana alam gempa bumi yang berpotensi tsunami.

Warga akan menggunakan kentongan maupun sesuatu yang bisa menimbulkan bunyi jika ditabuh.


Dihari itu, kepanikan terjadi di Hotel Santika Palu. Seluruh tamu dan karyawan hotel berhamburan ke luar. Karena tepat pukul 10.00 WITA telah terjadi fase awal gempa yang membuat seluruh orang kawatir.

15 menit kemudian, Pusdalops BPBD Palu telah mendapat informasi dari BMKG bahwa telah terjadi gempa berkekuatan 7,2 Skala Righter (SR) di Palu. Terjadi di titik koordinat 0.950 LS – 119.860 BT di kedalaman 11 kilo meter terletak di darat tepatnya 6 kilometer arah selatan Kota Palu.

Management hotel pun langsung mengumumkan informasi tersebut melalui rekaman. Setelah sempat berhenti, management kemudian melakukan evakuasi terhadap seluruh tamu dan karyawannya.

Di Hotel Santika ini, dilaporkan terjadi kebakaran. Tiga tamu dan satu karyawan terjebak dalam kamar lantai 3. Selanjutnya menghubungi Pusdalops BPBD Palu, DPKP, Basarnas dan tim reaksi cepat dinas kesehatan setempat. Seluruh tim yang dihubungi akhirnya melakukan evakuasi.

Demikian itu serangkaian prosedur evakuasi yang akan dilakukan dalam simulasi evakuasi untuk memperingati hari kesiapsiagaan bencana yang akan digelar Selasa 26 April 2022 di Hotel Santika Palu.

Kepala Pelaksana BPBD Palu Presli Tampubolon dalam keterangan persnya, Minggu malam 24 April 2022 menjelaskan, selain dari hotel Santika, simulasi evakuasi mandiri  juga akan dilaksanakan komunitas masyarakat di 46 kelurahan se Kota Palu.

Menurutnya masyarakat nantinya akan membunyikan seluruh benda yang bisa digunakan sebagai fungsi bunyi-bunyian setelah mendengar sirene EWS berbunyi. Lalu melakukan evakuasi secara mandiri sesuai dengan potensi bencana per wilayah.

“Jika potensinya gempa maka skenarionya masyarakat menuju tempat-tempat terbuka menghindari adanya reruntuhan. Dan jika skenario  tsunami, maka segera berlindung di ketinggian. Ada sebanyak 17 titik evakuasi tsunami yang telah ditetapkan di Kota Palu,”jelas Presli.

Sementara untuk menghindar dari potensi likuefaksi, masyarakat dalam simulasi ini bisa berpatokan pada peta zonasi mikro likuefaksi yang telah ditetapkan pemerintah.

“Untuk skenario evakuasi potensi likuefaksi ini memang perlu kajian yang lebih mendalam lagi. Kita belum format standar untuk ini. Namun sementara kita mengacu pada peta zona rawan bencana untuk evakuasi ini,”katanya.

Terkait dengan kelurahan yang kemungkinan suara EWS tidak terjangkau, maka simulasi evakuasi mandiri akan dilakukan sesuai dengan pemberitahuan yang telah disampaikan sebelumnya melalui pemerintah kecamatan dan kelurahan.

“Kita (BPBD) sudah mengirimkan surat untuk rencana simulasi ini,”paparnya.

Pihaknya lanjut Presli bersama lembaga swasta lain, sebelumnya juga telah membentuk komunitas-komunitas masyarakat yang sengaja dilatih untuk melakukan evakuasi mandiri ketika terjadi bencana gempa dan tsunami.

“Komunitas masyarakat ini nantinya yang akan ikut simulasi kesiapsiagaan bencana ditingkat kelurahan,”ujarnya.

Ia meminta masyarakat nantinya tidak panik jika mendengar suara sirene EWS dibunyikan. Begitu ketika mendengar bunyi-bunyian yang diciptakan masyarakat pada simulasi hari kesiapsiagaan bencana ini.

Menurutnya ada beberapa titik simulasi di dalam kota nantinya yang akan digelar. Antara lain, jalan Moh Hatta, Taman GOR, Jalan Monginsidi dan Jalan Masjid Raya.

Presli menambahkan, peringatan hari kesiapsiagaan bencana tidak terlepas dari sejarah management penanganan bencana sekaligus menjadi momen pembentukan BNPB ketika bencana gempa dan tsunami Aceh terjadi.

“Ini untuk membudayakan kesiapsiagaan dan kewaspadaan setiap warga dan semua elemen masyarakat termasuk unsur pemerintah dalam menghadapi bencana,”tambahnya.

Tema hari kesiapsiagaan bencana tahun ini adalah “keluarga tangguh, pilar bangsa menghadapi bencana. Dengan tagline siap untuk selamat.

Karena menurutnya ada dua pola mitigasi bencana yang terus dilakukan pemerintah. Pertama kesiapsiagaan mitigasi struktural. Ini sebagai upaya bagi penguatan sarana dan prasarana fisik perkotaan yang diarahkan ke infrastruktur tahan bencana.

Kemudian mitigasi kultural yang mengedukasi setiap orang untuk bisa bertindak secara cepat dan tepat ketika terjadi bencana.

“Hal inilah yang akan dituju dalam peringatan hari kesiapsiagaan bencana,”jelasnya lagi.

Sementara itu, Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Palu, Bambang Sabarsyah mengemukakan, tahun 2021 telah terbentuk TRC di semua kelurahan. TRC ini menurutnya sudah dilatih tentang  teknik evakuasi, pendataan dan lain hal terkait mitigasi bencana.

Bambang membenarkan bahwa dalam kaitan simulasi evakuasi mandiri dari potensi likuefaksi, pihaknya belum memiliki format standar. Namun acuan simulasi yang telah ditetapkan sementara adalah  peta zonasi tingkat kerawanan likuefaksi di Kota Palu.

“Memang hal ini menjadi sesuatu yang kedepan akan kami follow-up lebih lanjut,”jelasnya.

Bambang juga menambahkan, bahwa pada bulan Agustus 2022 BNPB berencana kembali menggelar simulasi mitiga bencana dengan skala besar di Kota Palu.

“Targetnya adalah membiasakan masyarakat dengan situasi tanggap darurat dimasa mendatang,”demikian Bambang ***TIM***





Exit mobile version