Kades Sandana Akui Tebang Mangrove, Danlanal Tolitoli Geram Minta Pelaku Ditindak

Danlanal Tolitoli ,Letkol laut ( P ) Hariono,SH.M.Tr.Han la. (kiri) ,Kepala Desa Sandana ,Zainuddin (Kanan ). Dok.Portalsulawesi

Toli-toli, MediaSulteng.com – Terkait puluhan hektar hutan Mangrove yang telah dibabat dan dikapling di Dusun Nelayan Desa Sandana Kecamatan Galang Kabupaten Tolitoli , Kepala Desa Sandana secara terang terangan menagkui bahwa kegiatan tersebut dilakukan oleh fihaknya.

Dengan berdalih untuk pembukaan jalan dan penataan pemukiman , Kepala Desa Sandana, Zainuddin mengakui bahwa pembabatan mangrove di desanya di inisiasi olehnya dengan tujuan membuka akses jalan dan pemanfaatan lahan untuk pemukiman warga.

“saya kades Sandana, Karena menanggapi laporan dari masyarakat yang tidak memahami bahwa adanya penebangan bakau sesungguhnya ini saya tebang ini untuk pemukiman masyarakat, untuk  membuat jalan , inilah salah satunya yang saya tebang “ Jelas Kepala Desa Sandana, Zainudin  dilokasi penebangan didusun Nelayan Desa Sandana,Selasa  ,(28 /09/2021) saat Dinas lingkungan Hidup Tolitoli berkunjung kelokasi.

Menurutnya, penebangan Bakau (Mangrove)  dimaksud untuk membuat akses jalan kepada masyarakat pemilik lahan yang telah dibagikan desa dilahan bekas tebangan Mangrove tersebut. Dengan dalih tersebut ,Zainuddin selaku Kepala Desa menganggap tindakannya telah benar dikarenakan untuk kepentingan masyarakatnya diantaranya agar masyarakat bisa beraktivitas dilahannya.


“supaya masyarakat bisa membangun rumah,buat apa bangun rumah kalau tidak ada jalannya “ ungkapnya.

Zainuddin menegaskan bahwa apa yang dilakukan pihaknya di kawasan hutan Mangrove tersebut sudah sesuai peruntukannnya dan telah menjadi rencana jangka panjang di desanya, bahkan dirinya secara terang terangan mengakui telah membagikan tanah bekas kawasan mangrove tersebut ke masyarakat.

“Kaplingannya Masyarakat disini sudah saya bagikan, ada beberapa tanah saya bagikan untuk bertempat tinggal ,jadi saya selaku pemerintah desa ,Kepala Desa dalam hal ini membuat akses jalan ,jadi tetap saya akan tebang yang sudah masuk jalan, karena ini sudah menjadi perencanaan dari dulu “ ujarnya.

Direncanakan akan ada pembukaan jalan dengan panjang jalan 50 meter setiap ruasnya untuk membuat akses jalan desa di wilayah yang telah dan akan ditebang .” 50 meter jalan,50 meter jalan akan ditebang, itulah peraturan desa dari kemarin , beberapa desa itu 50 meter  lahan tanah, untuk persiapan jalan itu saya tebanglah bakau ini “ jawabnya enteng.

Penelusuran media ini, sedikitnya ada 307 nama warga yang diusulkan desa sebagai penerima tanah bekas tebangan lahan Mangrove tersebut , sejumlah nama diduga kuat bukan warga desa Sandana. Bahkan ada beberapa nama pemilik lahan diduga kuat dimiliki oleh Oknum Wartawan, LSM bahkan oknum perangkat Desa.

Parahnya, terjadi jual beli dibawah tangan pada  lokasi tersebut , hal ini memicu kesenjangan sosial dikarenakan ada beberapa nama yang di daftar sebagai pemilik lahan justru  diduga  dari kalangan mampu bahkan ASN.

“ ada yang bermodus tanahnya atas nama warga nelayan disini,padahal sesungguhnya nelayan tersebut hanya menumpang dan atas nama saja , ada oknum aparat desa yang jadi perantara penjual lahan tersebut “ ungkap warga yang meminta namanya jangan dimediakan.

Sementara itu, Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Tolitoli Letkol Laut ( P ) Hariono.SH.M.Tr.Hanla geram atas adanya penebangan Mangrove secara serampangan di Desa Sandana, dirinya menyayangkan sikap Kepala Desa yang main babat hutan bakau tanpa memperhatikan regulasi dan undang undang.

“  Ini sangat kontradiksi dengan kita dalam hal ini  kita dari pangkalan TNI AL, sementara kita selalu berkomitmen untuk mencegah terjadinya Abrasi, karena setiap tahun Abrasinya itu luar biasa, mereka tidak tau kalau abrasinya ada berapa meter, ” Ujar perwira berapngkat dua Melati tersebut saat ditemui di mako Lanal Tolitoli, Senin (04/10/2021).

Kekecewaan Letkol Laut (P) Hariono sangat beralasan , pasalnya TNI-Angkatan laut pada Pangkalan Tolitoli setiap bulannya melakukan penanaman Mangrove di pesisir pantai sepanjang wilayah kerjanya.

Kegiatan tersebut diharapkan dapat meminimalisir abrasi pantai dan juga pencegahan dini dari potensi banjir ROB yang sering melanda pesisir Tolitoli.

“kita dari pangkalan TNI AL, setiap bulan kita selalu menanam pohon Mangrove , malah ini di babat kita kecewa, tapi kita akan tetap menghimbau kepada Masyarakat secara sadar dan kalau terjadi hal seperti ini pihak BKPSM laporkan kepada  pihak  terkait dalam hal ini TNI AL dan kita akan menindak tegas, dan ini tidak boleh di biarkan karna sangat merugikan kita sebagai pengguna laut, dan masyarakat,” Ungkapnya.

Untuk itulah, selaku pucuk pimpinan TNI –AL di Pangkalan Tolitoli dirinya akan segera berkoordinasi drngan semua pihak yang berkompeten terkait kasus pembabatan Mangrove tersebut, harapannya aka nada tindakan tegas dari Pemerintah Kabupaten Tolitoli serta aparat hukum agar para pelaku pembabatan Mangrove secara illegal tersebut ditindaki dan menghadapi proses hukum.

“ Pangkalan TNI AL,Tolitoli  akan mengambil sikap tegas , dalam hal ini kita akan berkordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH ) terkait dengan pembabatan hutan dan mendorong dinas DLH akan dapat memberikan sanksi kepada oknum tersebut  “ ujar Letkol Laut (P) Hariono.

Bahkan, dirinya berharap kasus ini bisa dijadikan pembelajaran agar tidak ada lagi orang atau kelompok yang melakukan pengrusakan Mangrove dengan dalil yang tidak logis dan illegal.

“ kalau itu perlu di naikan kepenuntutan lebih bagus lagi supaya ada efek jera karena ini adalah domennya dari DLH, Kalau kita dari TNI AL berusaha untuk mendorong agar supaya di tindak tegas supaya kedepan tidak ada kejadian ini lagi kalau tidak ada tindakan tegas dan Punishment (hukuman) maka dia akan terulang terus  “ Ungkapnya.

“suka tidak suka mau tidak mau ya kita tinggal menunggu waktu saja air laut pasti naik ke darat , karena penahan dari air laut itu tidak ada Mangrove yang kita tanam seperti itu malah di babat ini sangat ironis dan kontardiktif dengan upaya TNI AL, dan para pegiat lingkungan hidup ,” Tutup Letkol laut ( P ) Hariono,SH.M.Tr.Hanla.***

 





Exit mobile version